Jakarta, CNBC Indonesia – Tabungan masyarakat menengah ke bawah berada dalam tren menurun. Josua Pardede, Kepala Ekonom PermataBank, mengatakan tekanan ekonomi yang signifikan terhadap kelas menengah terutama disebabkan oleh kenaikan harga pangan.
Hal ini disebabkan dampak kenaikan harga pangan yang membuat mereka menggunakan pendapatannya untuk kebutuhan pangan. Josua melihat berakhirnya tren ini terkait dengan belanja bantuan sosial pemerintah.
Tentu saja akan sangat erat kaitannya dengan belanja bantuan sosial dari pemerintah yang rencananya akan digunakan untuk memitigasi dampak El Niño itu sendiri,” kata Josua pada acara Exclusive Media Afternoon Tea di St. Louis. Pendaftaran, Jakarta Selatan, Selasa (7/11/2023).
Selain itu, kata dia, faktor lainnya adalah efektivitas belanja pemerintah pada bantuan sosial untuk mengurangi dampak inflasi dan ketidakstabilan perekonomian di tengah gejolak perekonomian global.
Menurut Josua, penting untuk memantau kondisi penyerapan tenaga kerja pasca pemutusan hubungan kerja (HK) kegiatan ekonomi di sektor terkait. Diantaranya, sektor tekstil dan garmen
Sementara itu, ia mengungkapkan masyarakat kelas menengah dan atas berkontribusi lebih dari 80% terhadap konsumsi nasional. Sedangkan masyarakat kelas bawah hanya menyumbang 18%.
Lebih lanjut, Permata Institute for Economic Research (PIER) memproyeksikan pertumbuhan tabungan akan meningkat sebesar 5,65% pada akhir tahun ini.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel selanjutnya
Rupiah melemah, tabungan mata uang asing turun 6,4% sepanjang tahun
(fsd/fsd)
Quoted From Many Source